Orang Muslim meyakini bahwa kebahagiaannya di dunia dan akhirat sangat
ditentukan oleh sejauh mana pembinaan terhadap dirinya, perbaikan, dan
penyucian dirinya. Selain itu, ia meyakini bahwa kecelakaan dirinya sangat
ditentukan oleh sejauh mana kerusakan dirinya, pengotorannya, dan
kebrengsekannya. Itu semua karena dalil-dalil berikut:
Firman Allah Ta‘ala, “Sesungguhnya
beruntunglah orang yang menjiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya.” (Asy-Syams: 9-10).
Sabda Rasulullah saw., “Sesungguhnya
jika seorang Mukmin mengerjakan dosa, maka ada noda hitam di hatinya. Jika ia
bertaubat, berhenti (dari dosa tersebut), dan beristighfar, maka hatinya
bersih. Jika dosanya bertambah, bertambah pula noda hitamnya, hingga menutupi
hatinya.” (HR An-Nasai dan At-Tirmidzi. At-Tirmidzi berkata bahwa hadits
ini hasan shahih).